AlanBIKERS.com – Aksi Keselamatan Jalan Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Solo Ride Jakarta to Himalaya 15.000 km oleh Bro Gunadi dengan mengendarai motor Viar Vortex 250 produk asli Indonesia. Kini dia sudah berada di wilayah Pegunungan Himalaya, setelah dua hari menempuh perjalanan dari kota Srinagar melewati Dras dan Kargil akhirnya tiba di Leh, Himalaya (05/10).
Seperti yang dia ceritakan, Pegunungan Himalaya membentang dari Srinagar, Dras, Kargil, hingga Leh Ladakh. Bedanya dari masing-masing daerah tersebut adalah dari suhu udaranya. Saat masuk ke Himalaya suhu sudah mencapai 10-15 dc. Begitu lewat pegunungan Dras dan Kargil suhu sore mencapai -3 derajat celcius, saat tiba di Leh Ladakh berkisar -5 derajat celcius, beku.
Rute yang dilalui komplit, mulai jalan kerikirl, tanah dan batu, hingga pegunungan yang dingin serta jalan aspal yang mulus, sempat merasakan hujan salju saat memasuki wilayah Dras.
“Rencana beberapa hari ke depan, Insya Allah bendera Merah Putih akan berkibar di jalan tertinggi dunia, di Khardungla-Himalaya. Juga akan masuk Zona Camping Ground di Pangong Lake Himalaya bersama pesan-pesan sponsor, melewati Rohtang ‘the Dangerous Road’ dan Keylong hingga kembali ke KBRI New Delhi melalui Manali,” ujar Bro Gunadi yang juga Ketua Umum Freeriders Indonesia (FRI).
Sebelum tiba di Leh Ladakh, Bro Gunadi telah menempuh perjalanan dari Srinagar dan Kragil dimana untuk mencapai Srinagar dia harus menempuh perjalanan selama 10 jam dari Jammu, India dengan melintasi daerah pegunungan ditambah lagi banyaknya hewan ternak milik penduduk setempat yang melintas hingga puluhan meter pajang iringannya.
Menurut Bro Gunadi, belum banyak bikers Indonesia yang riding bawa motor sendiri dari Jakarta melakukan eksplorasi jelajah di wilayah Srinagar dan Kargil. “Perlu diketahui bagi Riders Indonesia, bahwa masuk Himalaya melalui Srinagar cukup aman dan nyaman, lewat 5 tunnel (terowongan gunung), dan tentunya pasti bertemu dengan bikers dari negara lain. Cuaca siang hari pun cukup dingin, tetap pada kisaran 10-15 derajat celcius,” jelasnya.
Untuk mencapai wilayah Himalaya tidaklah mulus sesuai rencana, ini karena faktor alam. Seperti yang dialaminya saat di Manali (Kaki Pegunungan Himalaya), ternyata terjadi disaster/ bencana alam di Rohtang dan Keylong yang tak kunjung reda. Manali diterjang banjir, jembatan yang menghubungkan Kallu dan Manali lumpuh total, namun Bro Gunadi boleh melintas berkat bantuan polisi setempat. “Suhu udara di Manali saat itu berkisar 10-15 derajat celcius, biar siang hari tapi dinginnya bukan main,” ujar Bro Gunadi.
Namun setibanya di Manali, lagi-lagi terjadi longsor salju terjadi di Keylong dan Rohtang, sehingga satu-satunya jalan menuju Himalaya putus total, ditutup untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Eksodus para turis dan bikers yang akan menuju Himalaya pun terjadi dan mereka akhirnya balik kanan.
“Ada satu opsi lagi, yaitu putar balik dan putar arah melalui Jammu- Srinagar dan kemudian masuk ke Himalaya (Khardungla/Leh), meskipun harus menempuh perjalanan sejauh hampir 1000 km. Padahal dari posisi saya saat itu menuju Himalaya hanya tinggal 400 km lagi, namun apa boleh buat,” ujar Bro Gunadi.
Dalam perjalanan menuju Himalaya, saat memasuki New Delhi, India, Bro Gunadi mendapat sambutan hangat dari KBRI disana, sempatkan diskusi dengan Sidharto Suryodipuro Pejabat Duta Besar Indonesia untuk India terkait dengan Visi Misi Solo Ride Jakarta to Himalaya.
Sebelum dilepas di KBRI, Motor Indonesia Viar Vortex250 sempat diservice ringan lalu ganti oli, ganti kanvas rem, ganti ban, air radiator, dan kabel kopling dan Bro Gunadi memang membawa spare partsnya dari Viar Pusat.
“Bagi riders Indonesia yang touring dari Jakarta menuju Asia Selatan atau Eropa jangan khawatir soal bengkel, karena di New Delhi terdapat lokasi/ pusat service motor yang cukup komplit, aksesoris, spare parts, dan lain-lain,” pesan Bro Gunadi.