AlanBIKERS.com – Pada umumnya orang menyukai sepeda motor baru keluaran pabrik, atau setidaknya motor rakitan lima tahun kebelakang. Lain halnya dengan Herry Graha Auto Classic yang mempunyai nama asli Jhonta Herry Padmono ini, berbeda dengan teman-teman seusianya, sejak umur 11 tahun, Herry sudah menyukai motor-motor lawas.
Pada usia 11 tahun, pria kelahiran Klaten 45 tahun silam ini sudah diperkenalkan dan mulai menunggangi Puch 250cc, motor lansiran Austria 1958. Rasa cinta pada dunia klasik juga didapat dari ayahnya yang seorang tentara. Dari ayah tercintanya, Herry mendapat warisan beberapa barang lawas diantaranya mobil klasik Austin dan motor BSA.
Berawal dari warisan tersebut, Herry termotivasi untuk menjadikannya koleksi di sebuah museum yang Ia bangun yakni Graha Auto Classic. Hingga saat ini puluhan motor tua dan barang-barang antik dikoleksi oleh museum pribadi tersebut.
Jika kita mengunjungi Graha Auto Classic yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, maka di setiap sudut akan tampak jajaran koleksi motor-motor lawas seperti Harley-Davidson, BMW, BSA, DKW, HMW, Ducati, Puch, Victoria, Zundapp, IFA, SACH, Bhama Peugeot, Jawa, The James dan yang lainnya.
“Graha Auto Classic nggak cuma koleksi motor dan mobil tua aja, tapi ada juga barang-barang antik lainnya. Seperti sepeda ontel, jam dinding, radio tua hingga keris pusaka,” ungkap pria yang aktif di Motor Antique Club Indonesia (MACI) Cikarang ini.
Buat ayah tiga anak ini, rasa cintanya pada motor antik, berkumpulnya pun dengan komunitas yang sama. Pada tahun 1994 silam, Herry pun bergabung dengan klub Ikatan Motor Twin Klender (IMTK). Herry juga pernah bergabung bersama MACI Bekasi. Dan sekarang, Herry aktif sebagai Penasehat di MACI Cikarang.
“Gabung dengan komunitas adalah kegiatan yang positif. Kita akan terus saling kenal serta menambah persahabatan dan persaudaraan dengan klub-klub yang lainnya,” jawabnya ketika ditanya soal komunitas.
Bagi Herry, hobi motor antik sudah mendarah daging dalam dirinya. Jadi, tidak sekadar membangun Graha Auto Classic saja, namun hobi jiwa bikersnya juga sudah ditularkan kepada kedua putranya, Jhonsi Rhenza Meidhaza, Jhoda Klenovari Rugefa. “Motor klasik akan tetap abadi!,” tutupnya. (AB)