AlanBIKERS.com – Saat musim politik seperti pemilihan legislatif, kepala daerah, apalagi pemilihan presiden (pilpres), amat lumrah terjadi lonjakan hasrat berkampanye. Aura ingin memenangi kontestasi politik begitu bergelora. Muaranya mudah ditebak, ingin berkuasa.
Kalau ada lonjakan hasrat berkampanye di luar musim politik, barangkali ajang Safety Campaign Award (SCA) merupakan salah satunya. Hanya saja, kampanye yang satu ini bukan bermuara pada kekuasaan, melainkan kehidupan lalu lintas jalan yang humanis.
Apa maksudnya?
SCA merupakan ajang penghargaan bagi kelompok pesepeda motor yang getol berkampanye pentingnya berlalulintas jalan yang aman dan selamat (road safety). Program besutan PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) ini bukan tanpa alasan. Selain dipicu oleh masih tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas jalan, juga lantaran para penunggang kuda besi dianggap lebih toleran. Riset yang diinisiasi Adira pada lima tahun lalu menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh pesepeda motor berkenan meneruskan pesan keselamatan jalan yang diterimanya.
Fakta pun berbicara. Saat pertamakali digulirkan pada 2014, SCA disambangi 35 kelompok pesepeda motor di kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek). Mereka mendaftar untuk ikut program berkampanye keselamatan jalan secara lebih terorganisasi, taktis, strategis, dan massif. Pola kampanye dan targetnya beragam. Tentu, selaras dengan tema yang sudah digariskan oleh panitia pelaksana.
Latar belakang peserta SCA kala itu pun beragam. Mulai dari kelompok pesepeda motor mahasiswa, pekerja, profesional hingga wiraswasta. Guna menggaet anugerah SCA mereka menggali ide, gagasan, dan kreatifitas yang selaras dengan tujuh indikator yang dipatok panitia pelaksana SCA.
Indikator yang menjadi pijakan memilih penerima anugerah itu mencakup pengetahuan keselamatan jalan (road safety knowledge), dan konsep keselamatan jalan (road safety concept). Lalu, dampak (impact), publikasi (public exposure), dan ketrampilan presentasi (skill presentation). Selain itu, pada 2017 ditambah dengan strategi memanfaatkan komunikasi digital (digital communication). Indikator lain adalah penyusunan proposal sebagai medium menuangkan gagasan sebelum tahap implementasi.
Pastinya, kesemua indikator itu bermuara pada tiga pokok tujuan SCA yang mencakup perubahan pemahaman, perubahan perilaku, dan membangun budaya atau sistem keselamatan jalan. Tiga pokok ini kian diwujudkan dalam SCA kelima pada 2018.
Kembali soal hasrat berkampanye keselamatan jalan. Bila pada SCA pertama tahun 2014, baru diminati 35 kelompok pesepeda motor, pada 2018 jumlahnya melonjak drastis yakni menjadi 120 kelompok. Artinya, angka itu setara dengan melonjak sekitar 242%. Secara rata-rata, tiap tahun bertumbuh sekitar 49%. Luar biasa.
Pemicu Lonjakan
Boleh jadi sejumlah alasan ini yang mendongkrak kepesertaan SCA.
Pertama, insentif bagi penerima anugerah. Adira menyediakan jutaan rupiah untuk tiga penerima anugerah. Setiap tahun, insentif itu jumlahnya bertambah. Insentif tadi berupa uang tunai yang langsung diberikan kepada penerima anugerah. Insentif lain adalah dana bantuan untuk mengimplementasikan program yang dirancang. Jumlahnya pun jutaan rupiah.
Kedua, SCA kian dikenal. Perlahan namun pasti, SCA menjadi buah bibir di kalangan anggota kelompok pesepeda motor yang peduli road safety. Kian dikenalnya SCA juga ditopang oleh pemberitaan di media arus utama dan meruyaknya info via media sosial.
Ketiga, bertumbuhnya kesadaran kelompok. Kesadaran kelompok pengguna sepeda motor akan pentingnya berlalulintas jalan yang aman dan selamat patut diduga terus bertambah.
Keempat, sistem mentor. Pola memberikan mentor kepada 10 finalis SCA ikut memompa motivasi peserta dan bukan tidak mungkin merasuk kepada calon penerima anugerah. Maklum, para mentor diambil dari perwakilan penerima anugerah tahun sebelumnya serta individu yang ditunjuk panitia pelaksana.
Kelima, perluasan wilayah dari Jadetabek menjadi Jabodetabek. Di masukkannya Bogor sebagai area peserta SCA tentu memperbesar peluang menambah calon peserta SCA. Perluasan wilayah dilakukan sejak 2018.
Wajah 2018
Tahun 2018 menjadi dimulainya penajaman indikator penilaian bagi calon penerima anugerah SCA. Indikator itu adalah digital communication dan mempertegas tujuan SCA di dalam indikator impact.
Penilaian impact dipertegas dengan pembobotan perubahan pemahaman, perubahan perilaku, dan membangun budaya/sistem berlalulintas jalan yang aman dan selamat.
Dan, pada 2018 pula jumlah peserta menyentuh angka tertinggi, yakni 121 kelompok pesepeda motor. Tahapan yang mesti dilalui calon penerima anugerah juga dimodifikasi pada 2018.
Tahapan itu mencakup fase pendaftaran, pengajuan proposal, 50 besar, 10 besar, dan implementasi. Lalu ditutup dengan presentasi atau penjurian.
Perbedaan tahun 2018 dengan empat tahun sebelumnya adalah adanya fase 50 besar, yakni tahap seleksi administrasi atas ide awal peserta. Pada fase ini ke-50 kelompok tadi diberi pendamping. Dan, pada tahap ini satu mentor mendampingi lima kelompok.
Tahap selanjutnya nyaris sama dengan SCA tahun-tahun sebelumnya, yakni 10 besar dan implementasi serta tahap penjurian.
Khusus saat tahap implementasi, panitia mengirim pengamat (observer) sebagai masukan bagi dewan juri dalam tahap penjurian.
Hasil lengkap penerima anugerah SCA 2018 mencakup;
- Juara 1 : CBR Tangerang Club (CBR TAC)
- Juara 2 : Independent Bikers Club (IBC) Jakarta
- Juara 3 : Verza Rider Community Indonesia (VRCI) Region Bekasi
Serta penghargaan kategori khusus yang diberikan kepada:
- Kutu Community sebagai Digital Guerilla Strategy
- CBR Club Indonesia Region Bekasi sebagai Best Community Influence
Selain itu, diberikan juga penghargaan untuk Mentor Terbaik SCA 2018 yaitu Rully Wisaksono dari Koster Indonesia.
Terus bergerak! (edo rusyanto)
foto-foto: alanbikers.com, zonabikers.com, shimo IG, wahyudewii IG
Baca juga : Edo Rusyanto’s Traffic