Maraknya kecelakaan lalu lintas jalan yang terjadi di jalan raya dinilai lantaran masyarakat belum memiliki budaya berlalu lintas yang baik dan benar. Hal tersebut disampaikan Rio Octaviano selaku Badan Kehormatan Road Safety Association (RSA) Indonesia dalam sebuah diskusi pada Acara Festival BTPN Club 2018 yang digelar Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/1).
Rio mengungkapkan, RSA Indonesia selalu menekankan kepada para pengguna jalan untuk membiasakan yang benar saat berkendara. Maksudnya, saat berkendara, para pengguna jalan harus memahami aturan yang berlaku, sehingga apa yang kita lakukan sudah sesuai aturan. “Biasakanlah yang benar, jangan membenarkan yang biasa, karena yang kita lakukan belum tentu benar, based on rules yang ada,” ujar Rio.
Sebab, jika pengguna jalan kerap membenarkan apa yang biasa dilakukan, maka akan terjadi pembenaran terhadap sesuatu yang biasa dilakukan, padahal kebiasaan itu salah secara aturan.
“Budaya pembenaran ini yang bisa berakibat fatal pada keselamatan pengguna jalan,” tegas Rio. Dia pun mencontohkan, kebiasaan pengguna jalan dalam menggunakan gawai saat berkendara. Padahal, aturan jelas mengatur bahwa hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi berkendara.
Oleh karena itu, RSA Indonesia mengimbau para pengguna jalan khususnya peserta yang hadir dalam sesi diskusi tersebut untuk selalu mendahulukan pentingnya keselamatan dalam berkendara.
Sementara itu Ivan Virnanda, Ketua Umum RSA Indonesia menyoroti masih minimnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas yang aman, nyaman dan selamat. “Salah satu cara yang bisa dimanfaatkan dalam membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap keselamatan di jalan adalah media sosial, pengguna media sosial yang jumlahnya jutaan di Indonesia itu bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan kesadaran berlalu lintas yang baik dan benar,” ujarnya.
“Bukan melulu soal galau menggalau, cinta dan remeh temeh lainnya yang diviralin, tapi manfaatkan untuk mengingatkan sesama warganet yang juga pengguna jalan,” lanjut Ivan.
Dia pun mencontohkan fenomena film “Dilan 1990” yang tengah diperbincangkan di media sosial. Bahkan banyak meme yang dibuat dengan menggunakan dialog sosok Dilan di film tersebut.
“Coba bikin, ‘jangan kecelakaan, itu berat, kau tak akan kuat, aku juga’ atau, ‘bilang sama Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi kecelakaan lalu lintas,” tutup Ivan yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir. (rsa.or.id)
Bilang sama Dilan, yang Berat Itu Bukan Rindu tapi Kecelakaan