AlanBIKERS.com – Jumlah kecelakaan di wilayah Kepolisian Polda Metro Jaya pada 2016 tercatat turun dibanding 2015. Penurunan empat persen diperoleh dari catatan jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas, yakni 6.434 persitiwa pada 2015 dan 6.180 pada 2016.
Namun dari hasil pengumpulan data tersebut, tercatat adanya peningkatan pelaku kecelakaan yang dikelompokkan berdasarkan profesi, yakni pelajar atau mahasiswa.
Seperti dilansir Otomania beberapa waktu lalu, profesi pelajar atau mahasiswa mengalami peningkatan terbesar sebagai pelaku kecelakaan, yakni tujuh persen. Persentase ini didapat dari jumlah kasus pada 2016 sebanyak 541 kejadian dibanding 2015 sebanyak 505 kejadian.
Sementara Polda Metro Jaya juga mencatat profesi korban kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 1.253 orang berprofesi sebagai pelajar jadi korban di jalan raya pada 2016. Jumlah ini naik delapan persen bila dibandingkan 2015, yaitu 1.156 orang.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Road Safety Association, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati keselamatan di jalan, Ivan Virnanda menyoroti adanya budaya permisif dari lingkungan baik keluarga, orang tua dan sekolah yang membolehkan anak-anaknya berkendara dengan sepeda motor. Padahal, kata dia, anak-anak dari segi usia belum memiliki emosi yang stabil dan juga belum memiliki keterampilan berkendara yang mencukupi.
“Budaya permisif dari lingkungan, terutama orang tua yang membolehkan anaknya berkendara. Ironisnya, malah ada yang bangga anaknya sudah bisa berkendara dengan motor. Belum lagi ada juga orang tua yang menghadiahi anaknya motor, padahal anaknya belum cukup umur untuk berkendara,” kata Ivan saat ditemui di Jakarta.
Selain itu, Ivan juga mengkritisi begitu mudahnya memiliki kendaraan roda dua di Indonesia, terlebih lagi, lanjut dia, sedang marak iklan dari beberapa dealer motor yang mengiming-imingi diskon yang dikaitkan dengan dimulainya kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Saya tak perlu sebut merek. Ada dealer dari dua merek produk motor terbesar di Indonesia yang bilang, ‘semester baru motor baru’ dan ‘back to school dengan motor’ sambil mengiming-imingi diskon besar-besaran,” tukasnya.
Lebih lanjut Ivan mengimbau kepada para produsen motor untuk lebih meningkatkan edukasi pentingnya keselamatan berkendara baik kepada pelanggannya maupun ke jaringan penjualannya.
“Jadi, produsen motor jangan hanya fokus pada penjualan tapi keselamatan dan keamanan pelanggannya juga harus diperhatikan. Penting juga diimbau ke dealer-dealer untuk ikut ambil peran edukasi keselamatan berkendara. Edukasi harus lebih ditingkatkan, jangan hanya seremonial saja,” pungkasnya. (*/ls)