AlanBIKERS.com – Untuk menjaga eksistensi suatu klub/ komunitas atau paguyuban, salah satunya adalah memiliki rencana kerja atau program yang sudah disepakati oleh jajaran pengurus. Biasanya dibuat untuk periode selama satu tahun atau agenda tahunan.
Salah satunyanya seperti yang dilakukan oleh paguyuban Surabaya Honda Community (SHC) yang menaungi klub/komunias bikers Honda yang berada di Kota Surabaya dan sekitarnya. SHC yang bermarkas di sekitar Jl. Tumapel 41 Surabaya ini berdiri sejak tanggal 25 September 2017 silam.
Usai melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) di Kopi Kribo MERR Surabaya (06/11/22) dalam rangka memilih ketua yang baru, lalu mereka mempersiapkan rencana kerja untuk tahun 2023 ini. Dalam Mubes tersebut mereka telah membentuk kepengurusan untuk periode 2022-2025 yang diketuai oleh Cak Kan dari CB Komphacs.
Baca juga : Solusi Perawatan Helm Agar Tetap Kinclong juga Wangi
Pembina SHC Bro Ilham Santoso yang juga Pembina di Surabaya BeAT Club (SBC) menyampaikan, untuk tahun 2023 ini SHC akan melakukan refreshment atau penyegaran kepada semua klub/ komunitas yang berada didalam naungan SHC. Membentuk kepengurusan baru yang diambil dari member SHC dengan melakukan regenerasi melibatkan member-member muda.
“Setelah cukup lama kurangnya kegiatan karena dampak pandemi, kita bangkitkan kembali semangat semua kawan-kawan yang ada di SHC. Kita akan melaksanakan kegiatan yang bersifat fun seperti main bola bareng atau Mabar (Main Game Bareng) Esport antar bikers sesama member SHC,” jelas Bro Ilham.
Baca juga : Ingin Touring Jarak Jauh atau Dalam Waktu yang Lama, Begini Saran Bro Ricky IcakIcakTV
Bro Ilham juga berbagi tips atau saran seputar untuk menyusun rencana kerja kepada klub/komuitas bikers. Disampaikannya, sebelum menentukan dan memutuskan bentuk kegiatan, pertimbangkan dari sisi prioritas manfaat, dari sisi waktu, kemampuan, biaya dan faktor-faktor lainnya.
“Perhitungkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi, agar jangan sampai terjadi atau menghindarinya. Kita harus punya plan A atau plan B, seperti contohnya ketika ingin menentukan rute touring dimana terdapat dua rute, A dan B. Lewat rute jalan A jalannya rusak dan berlubang tanpa PJU (Penerangan Jalan Umum), lalu ada jalan di jalur B yang jaraknya lebih tapi merupakan jalur provinsi, maka lebih baik pilih jalur B daripada jalur A yang beresiko,” sarannya.