AlanBIKERS.com – Setelah bermalam di Kota Subulusalam, Provinsi Aceh, esok pagi harinya Tim TRiC ini melanjutkan perjalanannya menuju Kota Tapak Tuan Aceh Selatan melewati jalur yang luar biasa indahnya Provinsi Aceh. “Jalur indah di tepi pantai dan bervariasi melintasi hutan sawit membuat kami semakin takjub,” ujar Bro Herry.
Baca juga Part 2 : Cerita TRiC Long Journey To Nol Kilometer Peringati 17 Tahun TRiC dan HTCI (Part 2)
Di Tapak Tuan, rombongan bertemu perwakilan dari Honda Tiger Club Tapak Tuan (HTCT) dan menikmati makan siang bersama. Kemudian mengunjungi Situs Tapak Tuan, Situs Makam Tuan Tapa yang dipercayai penduduk disana sebagai orang Sakti. Disini mereka sempat sholat Ashar di Mesjid Agung Tapak Tuan.
Saat perjalanan dari Tapak Tuan menuju Kota Meulaboh, akhirnya rombongan menemui jalan yang mulus sekitaran bibir Pantai Barat. “Kami melintasi Kota Calang, kota yang sangat dahsyat terhantam gelombang Tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Disini hampir tidak ada penduduk yang selamat dari musibah tersebut,” ujar Bro Herry.
Mereka juga melewati jalan yang penduduk setempat menyebutnya Jalan Amerika, jalan ini dibuat oleh UNICEF pasca Tsunami. Tiba di Meulaboh sekitar pukul 20.30 WIB, disambut oleh perwakilan Tiger Club Meulaboh (TCM) dan Brotherhood Tiger Bikers (BTB) Pidie Atjeh.
Keesokan paginya, setelah cek kondisi motor di bengkel mereka lanjut menuju Kota Banda Aceh. Tak lupa mereka juga kunjungi Mesjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh dan Tugu Topi Teuku Umar. Melalui Pelabuhan Ulee Lee, Banda Aceh mereka menyeberang ke Pulau Weh Sabang dan melintasi Puncak Gruetee Aceh Jaya.
Ditemani bikers dari Kutaradja Honda Tiger Club (KHTC), rombongan ini menyeberang menuju Pulau Weh. Saat itu cuaca sedang bagus dan bersahabat, jadi saat penyeberangan tidak ada kendala cuaca. Sekitar pukul 18.00 WIB mereka tiba di Pulau Weh dan disambut oleh saudara HTCI dari Weh Island Tiger Club (WITC).
“Malam harinya kami menikmati keindahan Pulau Sabang yang sangat eksotik dan penduduknya pun sangat ramah kepada semua para pendatang, kami berbincang-bincang bersama keluarga kami WITC hingga larut malam,” jelas Bro Herry.
Keesokan paginya tibalah mereka bersiap menuju ujung barat Indonesia, tepatnya Monumen Titik Nol Kilometer (Tugu 0 Km). “Setelah melalui perencanaan yang disusun dari jauh hari dan perjuangan yang tidak mudah, tepat pukul 13.00 WIB, 24 Oktober 2021, kami telah sampai dan berhasil mengibarkan bendera TRiC dan bendera HTCI di lokasi Tugu Titik Nol Kilometer Barat Indonesia dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun,” ujar Bro Herry penuh rasa bangga dan haru.
Atas suksesnya melaksanakan agenda ‘TRiC Long Journey To Nol Kilometer’ ini, Bro Herry tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi mulai dari titik keberangkatan hingga tiba di Tugu Titik Nol Kilometer.
“Terima kasih kepada saudara-saudara kami TRiC Outside Chapter yang berada mulai dari Cilegon, Lampung Dan Kota Padang. Juga kepada saudara-saudara kami keluarga besar dari HTCI yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu mulai dari Tangerang, Banten, Lampung, Bengkulu, Lunang Silaut, Padang, Padang Panjang, ukit Tinggi, Payakumbuh, Tapak Tuan, Meulaboh, Banda Aceh serta Pulau Weh Sabang,” tutup Bro Herry. (TRiC/AB)
Baca juga Part 1 : Cerita TRiC Long Journey To Nol Kilometer Peringati 17 Tahun TRiC dan HTCI