AlanBIKERS.com – Nama Situ Gintung mencuat ketika 27 Maret 2009 danau buatan itu jebol. Air merangsek ke pemukiman penduduk yang ada di bawahnya. Peristiwa itu setidaknya merenggut 100 jiwa penduduk dan merusak lebih dari 150 rumah dan merendam tak kurang dari 500 rumah. Semua berduka.
Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kota Jakarta.
Kali ini, kedatangan saya ke Situ Gintung untuk kegiatan lain. “Kami mengundang bro Edo untuk jadi pembicara dalam acara Vario goes to campus (VGTC) 2018 di wilayah Wahana,” ujar Agus Sigit, dari Wahana, beberapa waktu sebelum acara tersebut digelar, Sabtu, 12 Agustus 2018.
Acara itu, tambah Sigit, selain mengenalkan produk Vario juga menyisipkan pesan keselamatan jalan dan pengetahuan seputar Narkoba.
Perusak Konsentrasi
Puluhan anak-anak muda duduk dengan tertib. Mereka duduk menghadap nara sumber yang siang itu dihadirkan untuk bertukar pikiran, salah satunya saya. Hal menarik kali ini adalah topik bahasan yang diusung oleh panitia pelaksana, yaitu Narkoba dan Keselamatan Jalan. Kehadiran narasumber dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang memang ahlinya seputar dunia narkoba membuka mata peserta diskusi untuk lebih jauh tentang dampak narkoba terhadap konsentrasi.
“Pengaruh halusinogen berdampak pada halusinasi, dapat mengubah dan menyebabkan distorsi tentang persepsi, pikiran, dan kondisi sekitar. Lalu, distorsi waktu dan ruang serta tekanan darah dan detak jantung meningkat,” papar Ade Jun Firdaus Panjaitan, pembicara dari Direktorat Interdiksi BNN, dalam diskusi bertajuk Honda Vario Goes to Campus, di Situ Gintung, Tangerang Selatan, Sabtu, 12 Agustus 2018.
Acara diskusi digelar oleh agen utama (main dealer) sepeda motor Honda untuk wilayah Jakarta dan Tangerang, yakni Wahana. Sedangkan para pesertanya adalah anggota kelompok pesepeda motor yang bernaung dalam Asosiasi Honda Jakarta (AHJ).
Kembali ke diskusi. Ade Jun membeberkan bagaimana dampak jangka pendek dan jangka panjang dari mengonsumsi narkoba. Untuk efek jangka pendek di antaranya adalah distorsi sensor tubuh, gelisah, koordinasi tubuh gerak memburuk, dan waktu untuk reaksi rendah. “Selain itu, setelah berakhirnya ‘high’ pengguna merasa mengantuk atau depresi,” papar pria muda itu.
Tentu, selain memaparkan efek dari mengonsumsi narkoba, Ade Jun juga memaparkan jenis-jenis narkoba. Bahkan, mengurai sejarah masuknya narkoba di Indonesia.
Sangat boleh jadi, dampak-dampak itu dapat merusak konsentrasi saat mengemudi. Padahal, kita tahu, saat konsentrasi terganggu dapat membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan.
Fakta data memperlihatkan bahwa faktor manusia masih menjadi pemicu utama terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Sebut saja misalnya aspek lelah, ngantuk, sakit, lengah, hingga perilaku tidak tertib
Bila merujuk paparan narasumber dari BNN dalam diskusi, potensi perusak konsentrasi saat mengemudi boleh jadi bertambah. Kita selaku pengguna jalan, khususnya pengendara, mutlak untuk pandai-pandai menjaga konsentrasi. Kesemua itu dengan harapan mampu memperkecil celah terjadinya kecelakaan, bahkan memangkas potensi fatalitas bila terpaksa terjebak dalam kecelakaan.
Indonesia masih mencatat kelamnya jalan raya akibat kecelakaan. Setiap hari, rata-rata terjadi 280-an kecelakaan yang merenggut 70-an jiwa. Dalam 20 tahun terakhir, lebih dari 300 ribu jiwa direnggut oleh kecelakaan lalu lintas jalan. Belum lagi lebih dari setengah juta orang korban yang menderita luka ringan dan luka berat. (edo rusyanto)
Baca juga : Edo Rusyanto’s Traffic