AlanBIKERS.com – Aksi Keselamatan Jalan Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Solo Ride Jakarta to Himalaya 15.000 km oleh Bro Gunadi dengan mengendarai motor Viar Vortex 250 produk asli Indonesia, telah 3 hari menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari Bagan-Myanmar hingga tiba di Sirguli-India, dia kini bersiap untuk masuk ke negara Nepal, berikut ini cerita yang dirangkumnya saat akan meninggalkan Myanmar.
Hingga tiba di Myanmar, jarak yang sudah ditempuh oleh Bro Gunadi yang juga Ketua Umum Freeriders Indonesia (FRI) ini dari Jakarta kurang lebih 4200 km masih dalam kondisi fit dan prima, begitu pula dengan motor tunggangannya. Viar Motor Indonesia tetap dipacu dalam keadaan stabil, regroup bersama Jenny dan Arne, travellers asal Jerman yang sudah 2 tahun keliling dunia menggunakan van milik mereka.
Myanmar cukup aman bagi bikers seluruh dunia untuk masuk atau sekedar melintas di sana, hanya saja harus berhati-hati karena banyak sapi dan anjing yang melintas menyeberang tiba-tiba. Satu informasi, jika masuk Myanmar siapkanlah mata uang Kyats atau Dollar, karena selain Dollar agak sulit tukarnya, termasuk tukar rupiah, dan bawalah ATM yang bisa tarik uang di luar negeri.
Selama 3 hari tanpa ada sinyal yang cukup dan wifi, Sabtu pagi, 15 September 2018, setelah berpisah dengan Regroup Arne & Jeanny, Bro Gunadi kembali melakukan Solo Ride dan melaju seharian menuju kota Kohima-India, daerah pegunungan dan butuh 2 hari perjalanan untuk melewatinya. “Nah..bagi para riders yang suka offroad, daerah itu sangat pas dan cocok sekali, silahkan dicoba,” ujarnya.
Selepas Kohima dia pun akhirnya baru merasakan jalan mulus, masuk ke wilayah Assam-India. Udara di pegunungan India sepanjang Moreh, Kohima hingga wilayah Assam sangat dingin dan sejuk, namun tetap harus berhati-hati karena kendaraan yang melaju di wilayah tersebut sangat kencang meskipun jalannya rusak.
Sepertinya Viar Vortex 250 yang dikendarainya terlalu cepat tiba di Assam dan Sirguli India, dan diharapakan dia akan cepat juga tiba di Leh (Khardungla) Himalaya dari jadwal/ schedule semula, mengingat masuk bulan Oktober 2018 di wilayah Himalaya India akan turun musim hujan dan salju dengan intensitas yang tinggi, semoga semua lancar.
“Jika menjadi riders yang turing ke mancanegara tetap gunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, jika lawan bicara (penduduk lokal) hanya bisa bahasa lokal, maka jangan ragu gunakan bahasa isyarat,” ujar Bro Gunadi.
“Satu lagi, hati-hati kalau bepergian ke India, kebanyakan hotel di sana adalah sebutan untuk warung kopi, cafe, dan restoran. Kalo hotel yang kita maksud untuk menginap, orang India lebih paham dengan sebutan Resort,” tutupnya.